Allah Menerima Taubat

Imam asy-Syafe’i sebelum pulang ke rahmatuLlah sempat menukilkan sebuah puisi yang antara lain menyebutkan: ‘…Dosa-dosaku kelihatan terlalu besar buat diriku, tetapi setelah kubandingkan dengan keampunan-Mu, ternyata keampunan-Mu jauh lebih besar…’ Bait-bait indah tersebut tentunya lahir daripada rasa hamba dan rasa cinta juga rasa keyakinan yang mendalam terhadap sifat-sifat dan nama-nama mulia Allah; at-Tawwab (Maha Penerima Taubat), al-Ghafur (Maha Pengampun) dan ar-Rahim (Maha Penyayang).


Sifat-sifat dan nama-nama tersebut tergambar dengan cukup jelas dalam maksud wasiat-wasiat rabbani seperti di bawah:

"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal soleh, kemudian tetap di jalan yang benar". (Thaha : 82)

"Katakanlah wahai hamba-hamba-Ku yang berlebih-lebihan terhadap dirinya (lazim berbuat dosa), janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(Az-Zumar: 53).

“Tidakkah mereka tahu bahawa Allah menerima taubat daripada hamba-Nya dan menerima beberapa sedekah ? Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
(at-Taubah: 104)

"Sesungguhnya Tuhanmu memberi ampunan bagi manusia atas kezalimannya, dan sesungguhnya Tuhanmu amat keras siksanya." (Ar-Ra’ad: 6).

"Barangsiapa yang bertaubat sesudah melakukan kezaliman dan berbuat kebajikan, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Maidah: 39).



“Diriwayatkan daripada Umar bin al-Khattab r.a., berkata bahawa beberapa orang tawanan dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. Seorang wanita di antara tawanan itu mencari-cari, ketika dia menemukan seorang anak (bayi) di antara para tawanan itu, dia ambil dan dia dakapkan keperutnya untuk disusui. Melihat keadaan itu, Rasulullah s.a.w. bersabda kepada kami (para sahabat), ‘Adakah kalian berpendapat wanita ini sampai hati melemparkan anaknya ke dalam api ?’

Kami menjawab, ‘Tidak, demi Allah, sedangkan dia mampu untuk tidak melemparkannya.’ Rasulullah s.a.w. bersabda, ‘Sungguh, Allah lebih menyayangi para hamba-Nya, berbanding wanita tersebut terhadap anaknya.” (HR Muslim)



Sungguh Engkau Yang Maha Tidak Memungkiri Janji pernah berjanji:


Daripada Abu Hurairah, bersabda Rasulullah( s.a.w), Allah berfirman : Sesungguhnya Aku(iaitu Allah) berada dalam sangkaan hambaku, aku bersama mereka ketika mereka mengingatiku, jika hambaku mengingatiku dalam diri mereka maka aku mengingati mereka pada diriku. Jika hambaku mengingatiku pada sesuatu tempat atau majlis maka aku mengingati mereka pada sesuatu tempat atau majlis yang lebih baik daripada itu, jika hambaku mendekatiku sejengkal, maka aku mendekatinya sehasta, jika hambaku mendekatiku sehasta maka aku mendekatinya sedepa, jika hambaku berjalan ke arah ku maka aku berlari anak kepada mereka..


Dari persepsi dikalangan Hamba

Engkau memanggilku, tapi aku berpaling dari-Mu, Engkau tampakkan kasih sayang-Mu padaku, tapi aku tampakkan kebencian(terhadap yang aku tak suka) pada-Mu. Engkau menyayangiku, tetapi aku tidak mempedulikan-Mu seakan-akan aku lebih tinggi daripada-Mu. Namun, sikapku itu tidak mencegah-Mu untuk melimpahkan Rahmat dan Kebaikan-Mu padaku."

O Allah, we beg your forgiveness and your mercy...

mencintai kalian,
6.50 pm
Sheffield, UK


This entry was posted on Tuesday, December 27, 2011 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments:

Blog Widget by LinkWithin